BIRO ADPIM – Desa Binai, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan, baru saja menjadi saksi bisu kemegahan tradisi yang memukau. Pada Selasa, 17 Juni 2025, suasana kental budaya Dayak Kenyah Badeng begitu terasa saat Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr. H. Zainal A Paliwang SH.,M.Hum dan Wakil Gubernur Ingkong Ala SE,M.Si disambut penuh suka cita dalam sebuah prosesi adat yang sarat makna.
Momen ini bukan sekadar kunjungan resmi, melainkan sebuah perayaan kekayaan warisan leluhur yang berpotensi besar untuk pariwisata Kaltara.
Sejak langkah pertama menginjakkan kaki di Desa Binai, para tamu disuguhkan nuansa kebudayaan yang memukau. Berbagai pernak-pernik busana khas Dayak Kenyah dengan detail dan warna cerah terpampang dalam pameran, seolah mengajak mata menyelami setiap jahitan dan ornamen yang menyimpan cerita.
Gemuruh tarian massal yang energik, dibawakan dengan gerakan serentak dan penuh semangat, menjadi simbol kegembiraan dan kebersamaan. Setiap hentakan kaki dan ayunan tangan memancarkan vitalitas budaya yang hidup dan lestari.
Tak hanya itu, upacara adat yang sakral dengan segala ritualnya memperlihatkan kearifan lokal yang mendalam. Sebuah podium dengan hiasan khas menjadi pusat perhatian, menambah kesan agung pada Musyawarah Besar (Mubes) ke-6 Kerukunan Keluarga Dayak Kenyah Badeng (KKDKB) yang menjadi agenda utama. Seluruh elemen ini tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga membangkitkan rasa takjub akan kekayaan budaya Kaltara.
Dalam sambutannya, Gubernur Dr. H. Zainal A Paliwang, SH.,M.Hum menyampaikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya Mubes KKDKB ini. Bersama Wagub Kaltara Ingkong Ala, SE.,M.Si menekankan bahwa Mubes bukan sekadar ajang penyusunan program, melainkan wujud nyata pelestarian budaya, penguatan jati diri, dan pemersatu seluruh masyarakat Dayak Kenyah Badeng di Kaltara.
“Musyawarah Besar ini memiliki arti strategis dalam memperkuat peran masyarakat adat dalam pembangunan daerah,” ujar Gubernur.
Ia juga menegaskan keyakinannya bahwa nilai-nilai kearifan lokal Dayak Kenyah Badeng, seperti harmoni, gotong royong, dan kelestarian alam, merupakan kekuatan besar dalam membangun Kalimantan Utara. Ini adalah pesan yang sangat relevan, mengingat potensi Kaltara sebagai destinasi ekowisata dan budaya yang menjunjung tinggi keberlanjutan.
Rangkaian pentas seni dan olahraga yang menyertai Mubes turut menjadi sorotan. Gubernur menyebutnya sebagai “ruang penting untuk mengekspresikan kekayaan budaya Dayak Kenyah Badeng.” Baginya, ini bukan hanya hiburan, melainkan bagian dari diplomasi budaya, penguatan identitas lokal, dan sarana mempererat ikatan antargenerasi.
Momen ini menjadi kesempatan emas untuk memperkenalkan keunikan budaya Dayak Kenyah Badeng kepada khalayak lebih luas, termasuk wisatawan domestik maupun mancanegara.
Pemerintah Provinsi Kaltara berkomitmen untuk mendukung setiap upaya pelestarian budaya dan pengembangan potensi masyarakat adat.
“Keberagaman budaya adalah aset tak ternilai yang harus terus kita jaga dan lestarikan,” pungkas Gubernur.
Ia mengajak seluruh masyarakat terus berkontribusi aktif dalam pembangunan daerah, menjaga persatuan, serta mendukung program pemerintah, khususnya di wilayah pedalaman, perbatasan, dan daerah terpencil yang seringkali menyimpan permata budaya tersembunyi.
Mubes ke-6 KKDKB itupun diyakini menghasilkan keputusan-keputusan terbaik yang membawa kemajuan bagi seluruh keluarga besar Dayak Kenyah Badeng, sekaligus menjadi inspirasi bagi pengembangan kebudayaan dan pariwisata Kaltara yang berkelanjutan.
Kentalnya tradisi dan semangat gotong royong yang terpancar di Desa Binai menjadi bukti bahwa Kaltara tidak hanya kaya akan sumber daya alam, tetapi juga harta tak ternilai berupa kebudayaan yang hidup dan terus lestari. BIRO ADPIM
